iaLyffRxCemTfYYDt6PfCh18YklpTL64n6qKUbZl
Bookmark

MSG dan solusi penggantinya

keamanan-makann

MSG adalah singkatan dari monosodium glutamat, yang merupakan garam natrium dari asam glutamat. MSG sering digunakan sebagai bahan tambahan rasa, pada makanan untuk meningkatkan rasa umami, yang merupakan rasa keempat setelah manis, asam, dan asin. Rasa umami dikenal memberikan sensasi kelezatan dan kekayaan rasa pada makanan.

MSG umumnya digunakan dalam industri makanan dan restoran sebagai penyedap rasa. Bahkan MSG menjadi bahan tambahan makanan yang umum digunakan di seluruh belahan dunia.

MSG berbeda dengan penyedap rasa, MSG bertujuan untuk memperkuat rasa sedangkan penyedap rasa ditujukan untuk memberikan citarasa. Seperti contoh berikut ini: kaldu daging adalah sebagai penyedap rasa, namun ketika ditambahkan MSG maka dapat memperkuat rasa umami dari kaldu daging tersebut.

Pada beberapa tahun awal, ada beberapa kontroversi yang muncul seputar potensi dampak kesehatan MSG, seperti sindrom makanan Cina. Namun, penelitian ilmiah lebih lanjut tidak secara konsisten mendukung klaim-klaim tersebut.

Kandungan zat dalam MSG ada 3 yaitu asam glutamat 78%, natrium 12%, air 10%. Sehingga zat utama adalah asam glutamat yang merupakan asam amino yang tidak berbeda dengan asam amino yang terkandung dalam makanan alami sehari-hari seperti tomat, keju, daging.



Sejarah MSG

Monosodium glutamat (MSG) pertama kali disintesis pada tahun 1908 oleh ilmuwan Jepang, Kikunae Ikeda. Ia menemukan MSG setelah mencoba mengisolasi rasa yang khas pada sup kaldu rumput laut dan ikan kering yang lazim digunakan dalam masakan Jepang.

Ikeda menemukan bahwa rasa khas tersebut berasal dari asam glutamat, yang kemudian diubah menjadi bentuk garamnya, monosodium glutamat.

Ikeda kemudian mematenkan MSG dan mendirikan perusahaan untuk memproduksinya secara massal. MSG mendapatkan popularitas di dunia kuliner karena kemampuannya meningkatkan rasa umami dalam berbagai jenis makanan.



Bahayakah MSG

Monosodium glutamat (MSG) umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang wajar oleh sebagian besar orang. Meskipun demikian, beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi atau gejala seperti sakit kepala, kemerahan, atau tekanan dada setelah mengonsumsi MSG dalam jumlah besar.

Studi ilmiah belum dapat memberikan dukungan konsisten terhadap gejala-gejala ini, dan badan kesehatan internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) mengakui keamanan MSG dalam jumlah moderat.

Sebagai tindakan pencegahan, individu yang merasa sensitif terhadap MSG dapat membatasi konsumsinya atau berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Penting untuk mengambil keputusan berdasarkan respons tubuh masing-masing individu.


Jumlah takaran pemakaian MSG

Tidak ada jumlah pemakaian MSG yang dianggap "normal" secara pasti, karena toleransi terhadap MSG dapat bervariasi dari individu ke individu. Sebagian besar orang dapat mengonsumsi MSG dengan aman dalam jumlah moderat.

Pada sebagian kecil individu. Penting untuk memperhatikan reaksi tubuh Anda dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran.

MSG adalah salah satu bahan tambahan pangan penguat rasa yang paling aman dan diizinkan untuk dikonsumsi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.033 Tahun 2012 dengan takaran secukupnya.

Aturan lain adalah Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan RI No.23 tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa. Inti dari aturan aturan ini adalah MSG aman dikonsumsi dalam takaran yang sesuai.

WHO menetapkan asupan harian MSG yang dapat diterima oleh tubuh manusia adalah 0-120 mg/kgBB. Walaupun MSG digolongkan aman untuk dikonsumsi, namun kita tetap harus mengatur asupan MSG harian untuk menghindari potensi efek yang merugikan yang dapat terjadi akibat konsumsi MSG yang berlebih.

Oleh karena itu kita harus bijak dalam memilih dan mengkonsumsi makan, dan berbagai badan kesehatan global menyatakan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.



Solusi pengganti MSG

Membuat Masakan yang enak,sedap, nikmat serta penuh dengan citarasa adalah dambaan setiap juru masak. Dan MSG adalah salah satu bahan yang simple dan praktis untuk mempermudah keadaan tersebut

Akan tetapi, seorang juru masak juga harus bisa mengantisipasi keadaan tersebut, jika bahan yang di pakai tidak di dapati. Sehinga kita butuh pengetahuan dan tehnik khusus sebagai penggantinya.

Berikut ini berberapa bahan yang bisa anda jadikan sebagai rujukan bahan pengganti MSG:

    1. Hasil olahan berbasis fermentasi

    Hasil olahan berbasis fermentasi ini dapat dijadikan rujukan sebagai alternatif pengganti MSG. Seperti cuka, wine, Angciu, keju atau sejenisnya. Sejak zaman dahulu pemakaian olahan fermentasi sudah di gunakan sebagai penyedap masakan.

    Dan penggunaannya pun biasa mengikuti pada budaya setempat, Untuk cuka biasa digunakan pada menu Indonesian food, sedangkan pada wine lebih kepada western food dan Angciu juga biasa di gunakan pada menu Chinese food

    Dan jika anda ingin mengetahui proses penggunaan cuka pada masakan, anda dapat membaca fungsi cuka pada masakan. Dan Menu yang biasa di gunakan pada basis fermentasi adalah menu katagori tumisan atau saus.

    2. Kaldu

    Alternatif lain dari pengganti MSG adalah kaldu, Fungsi dari kaldu sendiri adalah mengambil saripati dari bahan dasar olahan. Dan biasanya mengambil bahan dasar hewan, baik itu daging, ayam atau hewan lainnya. Agar penggunaan saripati hewani lebih maksimal dalam variasi rasa biasannya dengan penambahan unsur vegetable atau Mirepoix. Dan menu yang biasa di gunakan pada katogori kaldu ini adalah pada menu berkuah.

Selain menambah citarasa pada kaldu unsur vegetable juga dapat mengurangi bau amis pada kaldu. Dan tata cara pengolahannya anda bisa baca di kulinerku pada resep menu berkuah.


Semoga Bermanfaat


sumber:
https://dinkes.kalbarprov.go.id/artikel/apakah-msg-mono-sodium-glutamat-aman-untuk-makanan/


Post a Comment

Post a Comment